baner majalah

Maka Maafkanlah

Maka Maafkanlah,,,

oleh Mas Fajar

"Barangsiapa memaafkan saat ia mampu mmbalas Maka Allah akan memberinya maaf pada hari Kesulitan"

maafkanlah.png

Sirine penanda berakhirnya kegiatan yang meraung kuat terdengar dengan sangat jelas di seluruh area sekolah. Apalagi dikelasku dimana aku mengajar pada jam terakhir di deretan lantai dua kelas paling ujung dimana alat berbentuk terompet itu dipasang. Raungan sebanyak tiga kali itu ditingkahi dengan teriakan gembira murid murid yang semakin menambah cerianya suasana. Tentu akupun bergembira bisa mengakhiri kelas pada hari itu dan bisa memenuhi enthusiasme murid yang haus asupan bergizi untuk memenuhi curiousity atau keingintahuan mereka.

Alright students, all of you, Now time is up. We must end our meeting today. I really appreciate your deep attention Take care yourself, see you tpmorrow, bye" , ucapku mengakhiri Pelajaran Bahasa Inggris hari itu. Dengan langkah bahagia akupun bergegas berjalan menuju ruang wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dimana aku diberi ruang khusus untuk menjalankan peranku selain sebagai guru Bahasa Inggris. Sempat menjawab sapaan sambil tersenyum ramah kepada beberapa siswa putra(i) yang menyapaku. Tak banyak guru muda dan berstatus lajang yang mengajar di sekolahku pada saat itu. Maka , wajar saja jika aku banyak dikenal di sekolah besar itu . Selain , karena status lajangku juga karena posisiku pada saat itu yang menjabat sebagai Waka Kesiswaan yang memang harus dekat dengan siswa , yang kadang harus bersikap tegas dan jelas dalam menumbuhkan disiplin siswa. Maka , biasanya Waka Kesiswaan menjadi sosok yang tidak disukai oleh siswa yang sering bermasalah dengan aturan dan tata tertib.

Sebelum menuruni tangga dari lantai dua ke lantai satu, aku melintas sebuah kelas yang terdengar ramai .Pas ketika melintasi kelas tersebut , pintu yang tertutup tiba tiba terbuka dan ada satu orang siswa yang berlari keluar dengan sangat cepat dari kelas itu karena ada seseorang yang mengejarnya. Dan tiba tiba, “byuuuuuur,” Siswi perempuan yang mengejar tadi meyiramkan satu ember besar air yang sudah dicampur dengan ” serbuk biru pekat belau atau blau yang tentu mengandung sodium sitrat”. Cairan yang maksudnya disiramkan untuk anak lelaki yang berlari keluar kelas dengan sangat cepat tadi mengguyur basah kepala dan baju putih yang baru pertama kali kupakai serta celana abu abuku. Setelah itu ,waktu seperti berhenti berputar . Semua yang menyaksikan hal tersebut kaget , terpaku dan terdiam. Hening beberapa saat. Dan siswi Perempuan itu pun kaget luar biasa. Ember yang tadinya berisi cairan belau itu masih dipegangnya dengan gemetar. Wajahnya tampakmemutih pucat pasi demi melihat yang disiramnya adalah seorang guru yang masih sangat muda yang umurnya tidak terpaut jauh dengannnya , yang juga adalah wakil kepala sekolah bidang kesiswaan .

Bapak, tunggu di ruangan bapak sekarang?”, begitu perintahku kepadanya. Kubiarkan saja rambut dan baju putih baruku yang basah dan kotor dengan siraman air dan tidak kubersihkan dulu . Sebentar kemudian, pintu ruanganku diketuk . Setelah kupersilahkan masuk dan duduk

, sengaja kubiarkan dia beberapa saat tanpa kutanyai satu kalimatpun. Samar ,aku lihat bahwa dia sudah sangat menyesal, wajahnya tampak sekali merasa sangat bersalah dan juga tampak ketakutan karena yakin pasti akan dihukum atau dimarahi dengan sangat keras.

Apa yang kamu lakukan tadi”, tanyaku

“ Maaf pak , tadi ada satu teman kami yang berulang tahun . Maksud saya dan teman teman , kami ingin membuat kejutan untuknya dengan menyiramnya dengan air belau”, jelasnya.

” Lalu”, tanyaku

“ Pintu sengaja kami tutup ketika guru jam terakhir yang mengajar di kelas kami mengakhiri kelas. saya menunggunya di depan pintu keluar. Ketika dia membuka pintu dan mau keluar , maka saya mengambil ember itu dan menyiramkannya ke dia. Tapi dia sepertinya sudah menyadari akan diprank . Ketika sampai di depan pintu dia buka pintu kelas dan langsung berlari cepat menghidari air yang saya siramkan kepadanya . Dia bergerak sangat cepat “, jelasnya. “ Ternyata bapak yang melintas persis ketika pintu kelas kami terbuka dan cairan yang kami siapkan terlanjur saya siramkan. Cairan belau itu mengenai , bapak” , terdengar suaranya lirih memberat,wajahnya mulai tertunduk kedalam dan semakin ke dalam.

Ku biarkan dialog itu berhenti. Kubiarkan semua perasaan bersalahnya semakin muncul. Setelah cukup lama , Aku Kembali bertanya kepadanya,” Dari kejadian itu , apa yang kamu ambil pelajarannya?”.  Apakah kamu merasa bersalah ?”. Begitulah, Aku berusaha , mengajaknya untuk menyadari bahwa apa yang dilakukan itu tidak baik .Dan saya melihat bahwa siswa tersebut sudah merasa sangat bersalah.

Akhir dari kisah itu , setelah kesepakatan untuk membangun komimen untuk kebaikannnya, siswi tersebut saya perbolehkan pulang . Tidak ada pemanggilan orang tua. Tidak ada hukuman untuknya sama sekali. Saya punya alasan kenapa saya tidak memarahinya. Bagi saya , di dunia Pendidikan marah hanyalah alat untuk menumbuhkan kesadaran bahwa seseorang salah atau melakukan kesalahan. Kalau , seseorang sudah menyatakan dan menampakan rasa bersalah saya merasa sudah tidak perlu lagi ada marah.

Dan , Alhamdulliah , Sampai sekolahnya berakhir, saya tidak menemukan kesalahan yang dilakukan olehnya, termasuk juga dengan guru lain. Yang lebih menarik, sejak kejadian itu, Allah juga menolong saya dengan membuat saya lupa nama dan juga wajah anak itu sampai harti ini. Bahkan ketika beberapa alumni diangkatan itu berkunjung kerumahku dan mengungkit Kembali hal ini, saya betul betul tidak ingat nama dan wajah siswa tersebut.

**##**

Dalam perdirjen GTK nomor 2626 /B/HK.04.01/2023 tentang model kompetensi guru yang mengatur  tentang  model  kompetensi  guru  dan  perdirjen  GTK  nomor   7327

/B.BI/HK.03.01/2023 tentang model kompetensi kepala sekolah, baik guru dan kepala sekolah harus menguasai kompetensi kepribadian Kompetensi ini , mengatur tentang kemampuan guru dan kepala sekolah dalam menunjukkan kualitas diri melalui kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku  sesuai  dengan  kode  etik. Lemahnya kompetensi guru dan kepala Sekolah pada kompetensi ini berdampak pada banyaknya guru dan kepala Sekolah yang tersandung masalah huklum, karena di laporkan oleh murid , walimurid, atau Lembaga lainnnya. Ada yang karena menjewer siswa akhirnya guru harus duduk sebagai terdakwa di pengadilan. Ada yang karena menyuruh anak sholat berjamaah , gurunya dilaporkan ke polisi, ada siswa yang melawan dan nglunjak ke guru dan ditegur malah berakhir dengan proses Restorasi Justice yang harus dijalanninya.

Pada akhirnya, kompetensi kepribadian menjadi hal yang mutlak diperlukan oleh semua guru dan kepala sekolah,. Dan kita tidak bisa langsung menguasai dengan baik kompetensi ini, tetapi kita butuh laithan yang terus menerus. PRACTICE MAKE BETTER(Latihan akan membuat lebih baik)

Jum’at , 18 April 2025

© PGRI Kabupaten Lampung Timur Powered By Mr.Zen

Pusat Inspirasi Anggota by Puspita-t